Mengembangkan Budaya Positif di Sekolah
Sekolah adalah tempat membentuk karakter - karakter manusia yang hebat. Walaupun sekolah bukan satu -satunya tempat, tapi dengan sistem sekolah yang ada maka sekolah memiliki peran yang sangat besar. Membentuk karakter manusia bukanlah pekerjaan yang mudah dan bisa langsung terlihat hasilnya seperti membangun jembatan atau jalan. Karakter peserta didik harus dimulai dari didikan pertama mereka menginjakkan kaki disekolah sampai mereka menyelesaikan pendidikan di jenjang pendidikannya.
Dalam menciptakan budaya positif disekolah guru memiliki peran yang sangat penting, yaitu sebagai seorang menejer dengan menerapkan segitiga restitusi perubahan. Peserta didik sebagaimana yang disampaikan oleh KHD memerlukan tuntunan dari guru untuk bisa berkembang dengan baik. Dalam menuntun peserta didik guru perlu memberikan motivasi kepada mereka yang bersumber dari diri mereka sendiri (motivasi intrinsik). Untuk bisa menumbuhkan motivasi tersebut guru perlu menumbuhkan keyakinan dalam diri peserta didik baik keyakinan kelas maupun keyakinan sekolah. Dalam menumbuhkan keyakinan tersebut guru memiliki berbagai macam posisi kontrol, dan posisi yang terbaik bagi guru adalah sebagai seorang menejer dalam hal tersebut agar siswa mampu memahami apa yang telah lakukan dan mampu meperbaiki kondisi tersebut di masa yang akan datang. Untuk mewujudkan hal tersebut, seorang guru harus memiliki nilai dan peran yang baik didalam dirinya sehingga ia memiliki gambaran (visi) apa perubahan yang akan dilakukan disekolah.
Perubahan tersebut harus dimulai dari cara berpikir guru dalam menciptakan budaya positif disekolah. Kebiasaan pemberian hukuman (sanksi atau reward/hadiah) ternyata merupakan sesuatu yang kurang tepat untuk dilakukan dan hanya akan memberikan efek jangka pendek bagi perkembangan siswa kedepannya. Untuk memberikan efek jangka panjang guru perlu melaksanakan segitga resitusi dalam menangani siswa, tentu dengan konsekuansinya guru harus memiliki kesabaran yang tinggi pada proses pendidikannya.
Pengalaman pribadi yang pernah penulis alami terkait penerapan positif di lingkup kelas adalah dalam hal mendisiplinkan siswa yang bermasalah, seperti terlambat, tidak ikut kegiatan sekolah. Hal yang penulis lakukan selama ini ternyata ada pada posisi sebagai penghukum. Dan hal tersebut ternyata hanya memberikan efek jangka pendek pada diri siswa. setelah mempelajari modul ini saya berpikir sebaiknya posisi saya kedepannya baiknya dalah sebagai menejer dalam hal mendisiplinkan siswa. Penulis merasa bersalah karena pa yang telah dilakukan selami ini kurang tepat dan bertekad untuk memperbaiki hal tersebut untuk masa yang akan datang.
Hal yang sudah baik tentu adalah semangat kita sebagai seorang guru yang ingin memperbaiki kondisi yang kurang baik yang ada pada diri peserta didik. Kita ingin anak didik kita memiliki perilaku yang baik sesuai dengan profil pelajar pancasila hendaknya. Hal perlu diperbaiki kedepannya adalah sebagaimana apa yang telah dipahami dalam modul budaya positif ini posisi kontrol guru itu sebaiknya adalah sebagai seorang menejer yang dapat mengayomi peserta didiknya untuk berubah
Posisi kontrol yang selama ini penulis lakukan umumnya adalah sebagai penghukum dan sebagai pemantau. Hal ini Karena kekurang tahuan penulis sendiri, maka yang penulis rasakan selama ini, itulah yang terbaik dan ketika mengikuti program guru penggerak barulah penulis menyadari bahwa hal tersebut kuranglah tepat dan kalau dilihat dari perubahan ke peserta didik juga kurang kelihatan. Kedepan saya akan melakukan posisi kontrol sebagai seorang menejer.