Pentingkah Happy Mother's Day?
Esensi memperingati hari ibu
Oleh : Sang Pejuang
Pada tahun 1938, Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959. Kini Badan Kongres Perempuan Indonesia tersebut berubah nama menjadi Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Sejak ditetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari ibu, peringatan hari Ibu selalu tertuju pada kaum perempuan saja. Namun, berdasarkan tulisan di harian Kompas tanggal 16 Desember 1986, sejak tahun 1986 peringatan ini ditujukan untuk seluruh rakyat Indonesia. Menteri Negara Urusan Peranan Wanita ketika itu, L Sutanto mengharapkan dengan diperingati oleh seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, maka bangsa Indonesia lebih mampu menghayati arti kebangkitan dari peran wanita. Sehingga nilai luhur yang terkandung dalam sejarah kebangkitan wanita dapat diwariskan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Berdasarkan latar belakang sejarah di atas, hari ibu di Indonesia yang diperingati tiap tahunnya berbeda dengan Mother’s Day di negara-negara lain. Hari Ibu di negara lain diperingati untuk memanjakan ibu yang telah bekerja mengurus rumah tangga setiap hari tanpa mengenal waktu dan lelah. Sementara di Indonesia, ditujukan untuk menandai emansipasi perempuan dan keterlibatan mereka dalam perjuangan kemerdekaan.
Membicarakan hari ibu versi agama Islam yang sangat saya yakini kebenarannya memiliki perbedaan dengan apa yang sudah diuraikan di atas. Islam mengajarkan bahwa setiap hari adalah hari ibu. Setiap hari juga hari ayah, hari kakak, hari abang, hari adek, hari paman, hari bibi, hari tetangga, hari sahabat, hari guru dan hari-hari lainnya yang mungkin suatu saat akan menjadi hari formal satu persatu.
Saya yakin seluruh perempuan yang bernama ibu apabila ditanyakan mana yang anda pilih, dihormati setahun sekali atau setiap hari oleh anak anda? Mana yang anda pilih, dirayakan hari berbakti kepada anda setahun sekali atau anak anda berbakti setiap hari tanpa perayaan?. Sesungguhnya Islam tidak mengenal, tidak mengajarkan bakti, penghormatan, memperlakukan istimewa ibu setahun sekali. Sejak kecil setiap muslim seharusnya sudah mendidik anak-anaknya cara berbakti kepada orang tua (ayah dan ibu) disetiap detik waktu yang dilalui dihidupnya. Cukup jelas ajaran tentang cara berbakti bahkan kewajiban anak terhadap orang tuanya disebutkan dalam Alquran dan hadist. Tidak ada satupun sinyal yang mengisyaratkan merayakan hari berbakti, berbuat baik, mengistimewakan dan menyenangkan ibu setahun sekali. Setiap hari adalah hari berbakti, berbuat baik,menyenangkan hati orang tua. Ingat bukan ibu saja tetapi juga ayahmu menempati tempat yang sama didalam fisik, hati dan jiwamu.
Esensi berbakti pada orang tua dalam ajaran Islam bukan dilakukan pada saat anak sudah mampu mengucapkan “Happy mother’s day ibu…. Selamat hari ibu….” Sejak kecil bahkan sampai anak sudah tua, apakah orang tuanya masih hidup atau sudah meninggal masih ada kewajiban berbakti. Ajaran Islam memerintahkan pada saat orang tua masih hidup seorang muslim berbakti dengan cara berbuat baik bahkan tidak boleh mengatakan “AH” kepada keduanya apalagi menghardik orang tua. Bahkan seandainya kedua orang tua itu memaksa untuk menyekutukan Allah dengan sesuatu yang kita tidak memiliki ilmu tentang itu, maka janganlah taat kepada keduanya. Namun tetap pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.
Ketika orang tua telah meninggal, setiap muslim masih memiliki kewajiban untuk berbakti dengan cara tetap berbuat baik, berdoa, bersedekah, berhaji dan umrah, beramal shaleh yang pahalanya boleh diniatkan kepada kedua orang tuanya. Tetap bersilaturrahmi dengan keluarga dan kerabat orang tua, bahkan tetap menjalin ukhuwah dengan sahabat-sahabat orang tuanya.
Dapat kita pahami bahwa pada setiap masa, ada beberapa hal yang ummat Islam ambil dari luar Islam yang seolah-olah didalam Islam tidak ada. Seperti halnya hari khusus untuk peringatan hari ibu ini. Namun pada dasarnya kita kembalikan kepada Niat, bahwa happy mother’s day, Selamat hari ibu, bukan hanya untuk setahun sekali, tetapi memperingati hari ibu pada 22 Desember, kita jadikan hari berbenah dalam berbakti kepada ibu kita. Disebabkan minimnya rasa bakti dalam diri kepada kedua orang tua, terutama adalah ibu, bila tidak ada peringatan hari ibu, ini akan menjadi penyebab para anak-anak akan sering lupa dengan ibu yang bercucuran darah melahirkan ke dunia.
Terlepas dari pro dan kontra dari berbagai pemahaman dan Ijtihad, mari kita selipkan sedikit hal positif dalam agenda memperingati hari ibu, menjadikan hari dimana kita Muhasabah diri dalam memperbaiki jiwa untuk berbakti sepenuh hati, jiwa dan raga kita kepada ibu dan juga ayah kita, sebab tidak perlu jauh kita mencari syurga, melanglang buana, hampir semua harta, masa, umur kita gunakan untuk mengharap syurga, yang padahal syurga itu ada dirumah kita.Yaitu berada di telapak kaki ibu kita.
Sebaiknya umat Islam jangan latah dengan istilah. Islam tidak mengenal emansipasi dengan memperingati hari ibu karena perempuan sudah dimuliakan jika hidup bersama manusia yang mengamalkan Islam. Bukankah sejak lahir seorang perempuan sudah memiliki nilai yang sangat tinggi?. Rasulullah Saw bersabda “Siapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat, antara saya dan dia seperti ini. Beliau menggabungkan jari-jarinya. (Muslim 2631, dan Ibnu Abi Syaibah 25439) “Siapa yang memiliki 3 anak perempuan, lalu dia bersabar, memberinya makan, minum, dan pakaian dari hasil usahanya, maka semuanya akan menjadi tameng dari neraka pada hari kiamat”.(HR. Ahmad 17403, Ibnu Majah 3669, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).”Siapa yang menafkahi dua atau tiga anak perempuan atau saudara perempuan, hingga mereka menikah atau sampai dia mati, maka aku dan dia seperti dua jari ini.” Beliau berisyarat dengan dua jari: telunjuk dan jari tengah. (HR. Ahmad 12498 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Islam mengajarkan, apabila seorang perempuan telah menikah, kewajiban suami untuk memberinya nafkah, bukankah ini semua kemuliaan? Jika yang terjadi sebaliknya jangan salahkan Islam, tetapi tanyakan kenapa Islam tidak mendarat di dalam ilmu dan jiwa para lelaki bernama suami?
Selanjutnya perempuan dimuliakan ketika menjadi ibu dengan tiga derajat lebih tinggi daripada ayah. Perempuan tidak pernah direndahkan dalam Islam, bahkan peran perempuan adalah sebagai madrasah pertama bagi generasi. Apabila perempuan tidak mampu menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya, maka jangan salahkah Islam, silakan tanyakan kepada para perempuan yang bernama ibu?
Apabila hari ibu dirayakan sebagai hari memperhatikan ibu, disebabkan gagalnya orang memperhatikan ibunya, maka itu bukan dari Islam. Tidak ada hari ibu yang dilakukan sekali dalam setahun menurut Islam. Namun apabila makna dan isi hari ibu bertujuan untuk memuliakan ibu, kemudian untuk memberikan pembelajaran kepada generasi penerus dalam bagaimana memuliakan ibu, berbakti, merawat dan membahagiakan ibu disetiap waktu, tentu tujuan ini akan lebih memberikan kesiapan kepada generasi muda Islam dimasa yang akan datang, serta menitipkan dihati dan sanubari mereka bahwa ibu adalah kunci kesuksesan kehidupan dunia menuju akhirat mereka. Maka silahkan lakukanlah perayaan hari ibu, tapi ingat bukan setahun sekali tetapi disetiap hela nafasmu. Sehingga mampunya diri kita menanamkan bahwa ibu satunya hal terpenting dalam kesuksesan, sebab seorang anak tidak akan pernah bisa membayar sedikitpun jasa dan kasih sayang ibu.
Digendong berjalan kaki haji keliling ka'bah, diberikan seluruh harta kekayaan, dibelanjakan pakaian yang bagus dan mahal, tidak sedikitpun mampu membalas bagaimana perihnya perjuangan ketika melahirkan, tidak setetes darah pun akan terbalaskan dibandingkan dengan sakitnya mengeluarkan kita dari gelapnya rahim ke terangnya dunia.
Hanya satu-satunya harapan setiap anak kepada Tuhan nya, untuk balasan perjuangan ibu, melahirkan, menyusui dan membesarkan kita dengan kasih dan sayang yang tiada akhirnya.
Bahwa kita hanya bisa Berdo'a disetiap waktu supaya Tuhan memberikan beliau kebahagian dunia dan akhirat, yang paling utama Allah berikan ibu kita balasan syurga di alam yang kekal dan abadi yaitu Akhirat.